Indramayu - Anggota TNI Angkatan Laut yang bertugas di Pos AL Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan Tegah, menyelamatkan 10 nelayan tradisional asal Kabupaten Indramayu Jawa Barat yang terapung-apung di perairan Laut Kumai.
"Saat kami selamatkan 10 nelayan asal Indramayu itu masih nampak kebingungan, sehingga kami bawa ke Pos AL Kumai untuk dimintai keterangannya hingga kami persilahkan beristirahat untuk memulihkan kondisinya," kata Komandan Pos AL Kumai, Letda Laut (P) MS Rio Kusuma di Pangkalan Bun, Jumat.
Menurutnya, keberadaan 10 nelayan tradisional ini awalnya diketahui oleh nelayan Kumai yang sedang mencari hasil laut di perairan Laut Kumai, nelayan Indramayu yang menggunakan tiga kapal tersebut nampak kebingungan di atas kapal mereka.
Kemudian nelayan asal Kecamatan Kumai tersebut langsung melaporkan apa yang mereka lihat kepada Pos AL Kumai. Berbekal informasi tersebut, pihak Pos AL segera melakukan pertolongan dan mengevakusi 10 nelayan tersebut.
"Saat ini mereka sudah ada di Pos AL dan sudah kami mintai keterangan terkait keberadaan mereka hingga terombang - ambing di perairan Kumai, kami juga sudah berikan makanan dan minuman serta tempat untuk beristirahat," kata Rio Kusuma.
Rio Kusuma menceritakan dari keterangan para nelayan tersebut, terungkap kenapa sampai nelayan tersebut berada di laut Kumai. Ternyata 10 nelayan tersebut sedang terlibat konflik internal dengan juragan mereka.
Lantaran konflik yang terjadi itulah, 10 nelayan tersebut mengambil kesepakatan bersama untuk tidak pulang ke Indramayu mengikuti bosnya. Selama di laut, nelayan Indramayu kehabisan BBM hingga terbawa ke perairan Laut Kumai.
"Berdasarkan pengakuan meraka, konflik yang terjadi dengan bos karena tidak menepati kesepakatan kerja, bahkan selama bekerja 10 nelayan ini belum menerima gaji," ungkapnya.
Salah satu nelayan asal Desa Penganjang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Iwan mengaku kesal atas perlakuan juragan mereka, sehingga mereka memutuskan untuk tidak mengikuti bosnya.
"Kami juga tidak pulang karena malu, kerja berbulan - bulan tetapi tidak ada hasilnya, itu yang membuat kami bingung hingga sekitar dua bulan terombang - ambing di laut dengan berbekal yang kami bawa berupa beras" demikian Iwan.
"Saat kami selamatkan 10 nelayan asal Indramayu itu masih nampak kebingungan, sehingga kami bawa ke Pos AL Kumai untuk dimintai keterangannya hingga kami persilahkan beristirahat untuk memulihkan kondisinya," kata Komandan Pos AL Kumai, Letda Laut (P) MS Rio Kusuma di Pangkalan Bun, Jumat.
Menurutnya, keberadaan 10 nelayan tradisional ini awalnya diketahui oleh nelayan Kumai yang sedang mencari hasil laut di perairan Laut Kumai, nelayan Indramayu yang menggunakan tiga kapal tersebut nampak kebingungan di atas kapal mereka.
Kemudian nelayan asal Kecamatan Kumai tersebut langsung melaporkan apa yang mereka lihat kepada Pos AL Kumai. Berbekal informasi tersebut, pihak Pos AL segera melakukan pertolongan dan mengevakusi 10 nelayan tersebut.
"Saat ini mereka sudah ada di Pos AL dan sudah kami mintai keterangan terkait keberadaan mereka hingga terombang - ambing di perairan Kumai, kami juga sudah berikan makanan dan minuman serta tempat untuk beristirahat," kata Rio Kusuma.
Rio Kusuma menceritakan dari keterangan para nelayan tersebut, terungkap kenapa sampai nelayan tersebut berada di laut Kumai. Ternyata 10 nelayan tersebut sedang terlibat konflik internal dengan juragan mereka.
Lantaran konflik yang terjadi itulah, 10 nelayan tersebut mengambil kesepakatan bersama untuk tidak pulang ke Indramayu mengikuti bosnya. Selama di laut, nelayan Indramayu kehabisan BBM hingga terbawa ke perairan Laut Kumai.
"Berdasarkan pengakuan meraka, konflik yang terjadi dengan bos karena tidak menepati kesepakatan kerja, bahkan selama bekerja 10 nelayan ini belum menerima gaji," ungkapnya.
Salah satu nelayan asal Desa Penganjang, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Iwan mengaku kesal atas perlakuan juragan mereka, sehingga mereka memutuskan untuk tidak mengikuti bosnya.
"Kami juga tidak pulang karena malu, kerja berbulan - bulan tetapi tidak ada hasilnya, itu yang membuat kami bingung hingga sekitar dua bulan terombang - ambing di laut dengan berbekal yang kami bawa berupa beras" demikian Iwan.
Sumber : JPPN/Antara
Dapatkan berita terbaru terkini dan viral 2024, trending terbaru, serta terpopuler hari ini dari media online wiralodra.info melalui platform Google News.