Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

MENIMBANG REPRESENTASI JAWA BARAT DALAM FORMASI PBNU 2021-2026

Kamis, 06 Januari 2022 | Januari 06, 2022 WIB Last Updated 2024-04-11T10:55:02Z
    Share

 



Oleh. : Husni Mubarok, SH.

(Aktivis NU Jawa Barat)


Berakhirnya kontestasi pemilihan Ketua Umum PBNU di Muktamar NU ke 34 di Lampung tentu berakhir pula pemetaan dukungan antar pihak melebur menjadi sebuah kekuatan besar NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia sebagai jangkar politik kebangsaan dan penyangga keutuhan bangsa ditengah tarikan ideologi transnasional di.mana proses infiltrasinya tidak sederhana untuk dideteksi dini.

Dalam konteks itu, PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya terlepas dari segala dinamika di Muktamar NU di Lampung penting untuk menimbang representasi dan keterwakilan tokoh tokoh NU  Jawa Barat berbasis pengasuh pesantren, memahami suasana kebatinan kultur Jawa Barat dengan level ketokohan nasional dan kemampuan narasi keagamaan dalam satu tarikan nafas dengan dimensi kebangsaan masuk dalam struktur pengurus harian PBNU untuk lima tahun ke depan.

Adalah fakta sosiologis bahwa Jawa Barat populasi penduduknya terbesar di Indonesia dengan mayoritas muslim  adalah warga Nahdatul Ulama (NU) dari sisi praktek kultural dan amaliyah keagamaan seperti ziarah kubur, manakib, tahlil dan qunut saat shalat shubuh tapi pandangan politik mereka justru menjadi bagian penting dari arus utama gerakan "Islam politik", tidak mengikuti madhab dan pandangan "politik kebangsaan" NU. Pilar penyangga toleransi dan kebhinnekaan. Inilah pentingnya moderasi pandangan politik kebangsaan mereka.

Temuan survey LIPI (2018) bahwa meskipun mayoritas muslim di Jawa Barat adalah warga NU dari sisi tradisi keagamaannya tapi hanya 9% yang  mengikatkan diri sebagai anggota NU dan 3% secara kumulatif mengikatkan diri pada sejumlah ormas ormas Islam lain. Itulah sebabnya Jawa Barat sangat longgar dan mudah dimasuki  faham "radikalisme" agama lewat para ustad baru yang menanamkan pengaruhnya melalui majelis taklim dan komunitas "hijrah"  ditopang kemampuan menghimpun dana berlimpah secara mandiri dan sukarela di antara mereka.

Disinilah pentingnya menimbang  keterwakilan tokoh NU Jawa Barat masuk dalam jajaran pengurus PBNU di bawah kemimpinanan Gus Yahya untuk menjawab tantangan di atas. Yakni  mengarus utamakan.akar rumput Jawa Barat sebagai basis kekuatan sosial kultural toleransi dan kebhinnekan dengan masuk ke dalam arus utama media sosial, ke jantung jantung majelis taklim, menginisiasi komunitas baru muslim milenial dan lain lain. Di situ lah letak salah satu kekuatan epicentrum NU di masa depan.

Semoga. (*)




Dapatkan berita terbaru terkini dan viral 2024, trending terbaru, serta terpopuler hari ini dari media online wiralodra.info melalui platform Google News.