Notification

×

Iklan

Tag Terpopuler

Lengkapi Ekspo Wisata Kesehatan Siloam Hospitals Edukasi Masyarakat Akan Pentingnya Deteksi Dini

Selasa, 15 Maret 2022 | Maret 15, 2022 WIB Last Updated 2024-04-11T10:54:12Z
    Share

 


Jakarta - Deteksi dini kesehatan menjadi poin terpenting agar masyarakat senantiasa sehat dan optimal dalam menjalankan aktifitas keseharian. 

Pada kegiatan 'Indonesia Wellness & Health Tourism Expo 2022' yang dihelat di salah satu pusat perbelanjaan ternama di ibukota, Siloam Hospitals melalui unit Rumah Sakit Siloam Semanggi/MRCCC), RS Siloam Kebon Jeruk, Siloam Hospitals TB Simatupang dan Siloam Hospitals Lippo Village, mengingatkan kembali edukasi akan pentingnya deteksi dini kesehatan. 

"Deteksi dini tentu menentukan langkah pencegahan. Deteksi dini termasuk melengkapi perjalanan wisata pun  sebagai antisipasi yang akan erat kaitannya dengan perawatan, pengobatan bahkan tingkat kesembuhan. Sebagai contoh, Aneurisma (aneurysm) yang adalah suatu area yang membengkak dan lemah pada otak dan 'kelainan' pada otak ini ( data) didapati pada 5 % manusia. Aneurisma jika pecah dapat menyebabkan pendarahan internal, stroke dan fatalnya sering berujung pada kematian," tutur dr. Pectra Wahjoepramono Sp.BS, B.med.Sci(Hons)F.I.C.S , dari Siloam Hospitals Lippo Village, Sabtu (12/03/2022) di lokasi kegiatan Ekspo Wisata Kesehatan di Jakarta. 

Diakhir edukasi singkatnya kepada puluhan pengunjung, dijelaskan, karena pentingnya organ Otak dan Jantung, telah terdapat layanan  'Brain Check Up Plus' yang memeriksa kepala dan jantung serta semua keterkaitan fungsinya. Siloam Hospitals menyediakan layanan tersebut termasuk bagi para turis lingkup wisata kesehatan. 

Sementara dikesempatan berikutnya, 

Sport Cardiologi, menjadi tema presentasi dokter spesialis Jantung Pembuluh Darah, I Made Sakta Suryaguna  dari Siloam Hospital Tb. Simatupang.

"Pada saat beraktifitas fisik atau juga berolahraga, Tubuh, Badan dan Organ manusia akan merespon dengan dua kemungkinan, respon adaptif dan respon maladaptif," tutur Made Sakta.

Respon adaptif yaitu dimensi jantung akan lebih besar, pompa darah dan 'kelistrikkan' jantung meningkat dan sejumlah pembuluh darah mengakomodasi peningkatan aktifitas yang tentunya resiko serangan jantung menjadi rendah. Respon yang maladaptif sesungguhnya terjadi karena; Aktifitas yang berlebihan, Jenis olahraga yang tidak cocok dan ( mungkin) Mengidap penyakit yang beresiko  menyebabkan seperti : ketidakseimbangan aliran dan tekanan darah atau bahkan kejadian henti jantung mendadak yang dapat disebabkan oleh Genetik, Gangguan katup atau lain sebagainya. 

"Tentu suatu hal penting, melakukan pemeriksaan berkala sebelum kita beraktifitas fisik," imbuh Dokter Made Sakta.

Dokter I made Sakta Suryaguna Sp.JP., menutup sesi singkatnya dengan tagline 'Sayangi Jantung Anda' hendaknya setiap masyarakat dapat memahami 'Do&Dont' pada sejumlah faktor resiko,  yang dapat diubah atau dimodifikasi maupun yang tidak dapat diubah seperti : gender dan genetik. 

"Namun sesuatu yang penting dan dapat diubah, adalah *Kurang Beraktifitas*, rasa malas  sebagai pencetus keluhan," pungkas Dokter I made Sakta Suryaguna Sp.JP

Peran Teknologi pada Lingkup Wisata Kesehatan

Akan pentingnya deteksi dini, lingkup teknologi turut memegang andil, pun termasuk pada pengembangan lingkup wisata kesehatan. Pada kesempatan 'Indonesia Wellness&Health Tourism Expo 2022, dr. Hapsari Indrawati Sp.KN(K) , dokter spesialis Kedokteran Nuklir dan Konsultan dari Rumah Sakit Siloam Semanggi/ MRCCC pun mempresentasikan akan 'Modern Imaging in Cancer', yang secara umum merupakan perkembangan teknologi guna mengetahui, mengenal dan mengobati penyakit kanker melalui teknologi MRI, PET, CT hingga teknologi sebelumnya melalui X Ray.

"Data menunjukan peningkatan significant penderita kanker di seluruh dunia. Untuk pria, 'Kanker Prostat' dan untuk wanita 'Kanker Payudara' masih dengan presentasi tertinggi. Ketahuilah, ada keunikan tersendiri pada setiap kanker ( sifatnya), layaknya sidik jari pada manusia. Dalam pemeriksaan, terapi, menentukan hasil adalah 'keharusan' yang pada perawatan pasien kanker pasti akan melibatkan tim seperti kemotherapy,( sering berefek samping), Radiasi bahkan Pembedahan( operasi), " tutur dr. Hapsari Indrawati Sp.KN(K).

Melanjutkan edukasinya, Hapsari,  Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir yang berpraktek tetap di MRCCC Siloam Semanggi dan Tb Simatupang ini pun menjelaskan, dalam mendignosis kanker radiologi untuk mendapatkan 'bentuk' telah ada 'penyempurnaan' dengan teknologi dalam menganalisis lebih pada gambar. "

Ada penerapan zat radioaktif atau energi radiasi terbuka dari inti nuklir dalam menilai/ analisa fungsi, mendiagnosis dan pengobatan penyakit dengan pemindaian, " ungkapnya. 

"Sebagai ilustrasi, buah manggis yang bentuknya tidak baik dari luar namun ternyata memiliki buah ( didalam) yang putih bersih dan manis, demikian sebaliknya buah apel yang terlihat bagus bentuknya sering masam dan lainnya. Dapat disimpulkan ada 'Kekurangan' dengan hanya melihat bentuk," imbuh dr. Hapsari Indrawati Sp.KN(K).

Adapun dalam pemindaian partikel nuklir dikenal dengan hasil CT yang akan mendapatlan bentuk dan PET yang akan mengalisis fungsi serta PETCT yang akan menggabungkan image bentuk dan fungsi yang pada keseluruhan itu guna menegakkan diagnosis terbaik. 

Menutup sesi edukasi singkatnya, dr Hapsari Indrawati Sp. KN(K)., menjelaskan bahwasannya MRCCC Siloam Hospital Semanggi sebagai rumah sakit swasta pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas kedokteran nuklir. (rls)




Dapatkan berita terbaru terkini dan viral 2024, trending terbaru, serta terpopuler hari ini dari media online wiralodra.info melalui platform Google News.